Label

Kamis, 15 Desember 2011

PROPOSAL TERAPI AKTVITAS KELOMPOK SOSIALISASI


A. Landasan Teori
1. Definisi Halusinasi
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing, 1987).
2. Klasifikasi Halusinasi
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya :
a. Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, terutama suara–suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
c. Halusinasi penghidu
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis, dan bau yang menjijikkan seperti: darah, urine, atau feses. Kadang–kadang terhirup bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang, dan dementia.
d. Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.


e. Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis, dan menjijikkan.
f. Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna, atau pembentukan urine.

3. Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku Yang Ditampilkan
TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN
Tahap I
Memberi rasa
nyaman tingkat
ansietas sedang
secara umum,
halusinasi
merupakan suatu
kesenangan. Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah dan ketakutan.
Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat
menghilangkan ansietas.
Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontol kesadaran, nonpsikotik. Tersenyum, tertawa sendiri.
Menggerakkan bibir tanpa suara.
Pergerakkan mata yang cepat.
Respon verbal yang lambat.
Diam dan berkonsentrasi.
Tahap II
Menyalahkan tingkat kecemasan berat secara umum, halusinasi menyebabkan perasaan antipati. Pengalaman sensori menakutkan.
Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut.
Mulai merasa kehilangan kontrol.
Menarik diri dari orang lain nonpsikotik. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah.
Perhatian dengan lingkungan berkurang.
Konsentrasi terhadap pengalaman sensori kerja.
Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas.
Tahap III
Mengontrol.
Tingkat kecemasan berat.
Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi).
Isi halusinasi menjadi atraktif.
Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik. Perintah halusinasi ditaati.
Sulit berhubungan dengan orang lain.
Perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa detik.
Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor dan berkeringat
Tahap IV
Klien sudah dikuasai oleh Halusinasi.
Klien panik.
Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari apabila tidak ada intervensi terapeutik. Perilaku panik.
Resiko tinggi mencederai.
Agitasi atau kataton.
Tidak mampu berespon terhadap lingkungan.

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 5 sesi, yaitu:
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi.
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal.
5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat mengenal halusinasi yang dialaminya, mengontrol halusinasinya, dan mengikuti program pengobatan secara optimal.
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasi.
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.

C. PERSIAPAN
1. Analisa Situasi
a. Tempat : Halaman
b. Hari/Tanggal : Senin, 14 November 2011
c. Waktu : Pk. 09.00 – 09.40 WIB
d. Alokasi Waktu :
1) Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
2) Terapi kelompok (30 menit)
3) Penutup (5 menit)
e. Jumlah Peserta : 5 orang
f. Metode dan media : papan nama, whiteboard, spidol
2. Uraian Tugas
1) Leader
a. Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan dimulai.
b. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan dirinya.
c. Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib.
d. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
e. Menjelaskan permainan.
2) Co-Leader
a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien.
b. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.
c. Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan tape recorder).
3) Fasilitator
a. Memfasilitasi klien yang kurang aktif.
b. Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan.
4) Observer
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung.

D. KRITERIA KLIEN
1. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
2. Klien yang mengalami perubahan persepsi.

E. PROSES SELEKSI
1. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
4. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok.

F. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK
1. Tempat : halaman
2. Hari/Tanggal : Senin, 14 November 2011
3. Waktu : Pk.09.00 – 09.40 WIB
4. Alokasi Waktu : Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
Terapi kelompok (30 menit)
Penutup (5 menit)
5. Jumlah Peserat : 5 orang


G. METODE DAN MEDIA
1. Metode
a. Diskusi
b. Bermain peran/stimulasi
2. Media
a. Papan nama
b. Whiteboard
c. Spidol

H. SETTING
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam satu lingkaran.
2. Ruangan yang nyaman dan tenang.

















Keterangan :
L : Leader
Co : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
K : Klien

I. PENGORGANISASIAN
1. Leader : Surya Dwiyono
2. Co-Leader : R.R. Nabella Qordoves
3. Observer : Tubagus Human Affin
4. Fasilitator : Umi, Yuanita, Soni, Putri

J. PROSES PELAKSANAAN
a. Salam terapeutik
1. Salam terapeutik kepada klien.
2. Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur (beri papan nama.
3. Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua klien (beri papan nama).
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1. Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal suara-suara yang didengar.
2. Leader menjelaskan aturan main.
3. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin kepada leader.
4. Lama kegiatan 45 menit.
5. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.


d. Tahap kerja
1. Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suara-suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi yang membuat terjadi dan perasaan klien pada saat halusinasi muncul.
2. Leader meminta klien menceritakan isi halusinasi, waktu terjadinya, situasi yang membuat terjadi dan perasaan klien saat terjadi halusinasi.
3. Hasilnya ditulis di whiteboard.
4. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
5. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi pada saat terjadi dan perasaan klien dari suara yang biasa didengar.
e. Tahap terminasi
1. Evaluasi
a) Leader menanyakan perasaan klien setelah menikuti TAK.
b) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2. Tindak Lanjut
a) Leader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaan jika halusinasi muncul.
3. Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati TAK yang akan datang: cara mengontrol halusinasi.
b) Menyepakati waktu dan tempat.

K. ANTISIPASI MASALAH
Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien.
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain.
Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien.
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan.


Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih.
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien tersebut.
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan pada kegiatan ini.

L. KRITERIA EVALUASI
Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
b. Posisi tempat di lantai menggunakan tikar.
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.

Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir.

Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat.
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas.
M. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Formulir yang dievaluasi
Sesi I TAK Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Personal/Halusinasi

No Nama Klien Menyebut Isi Halusinasi Menyebutkan Waktu terjadi Halusinasi Menyebut Situasi Halusinasi Muncul Menyebut Perasaan saat berhalusinasi






DAFTAR PUSTAKA

Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, EGC, Jakarta 1995



TUGAS
KEPERAWATAN JIWA II
TAK Persepsi Sensori


















DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
S1/IIIB





SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
PRODI S1 KEPERAWATAN
2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar